
JawaPos. com âMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengingatkan, kasus pelanggaran besar kapal tanker di segara Indonesia sebagai momentum menguatkan koordinasi dan sinergitas antar lembaga dan instansi terpaut. Hal itu dikatakannya masa menghadiri simulasi penanganan udara asing setelah pemaksaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Daksina, Kamis (10/6).
âSaya beri catatan, kurang waktu lalu ada besar kapal tanker besar lantaran Panama dan Iran. Kapal ini berjejer dan saling tukar-menukar minyak di wilayah (perairan) teritorial kita, â kata Mahfud MD seperti dilansir dari Antara , Kamis (10/6).
âNamun setelah ditangkap, muncul kesulitan (persoalan). Ini jelas melanggar kedaulatan namun tanggapan instansi justru berbeda, hampir tidak ada yang menangani, hampir (tidak ada yang proses), â lanjut Mahfud MD.
Dia menceritakan, setelah kapal ditangkap, ada institusi yang bilang hal itu masuk protokol internasional, sepantasnya dikembalikan ke negara asal dan disanksi pemerintahnya tunggal. Selain itu, ada juga yang bilang tidak ada bukti sehingga persoalan tersebut hampir tidak ada dengan menangani.
âItulah sehingga kita perlu harmonisasi seperti yang akan kita lakukan saat ini (simulasi pesawat asing setelah pemaksaan mendarat) agar tidak terjadi hal-hal yang seperti tersebut (kasus tanker). Jadi penyerasian yang dilakukan Angkatan Suasana hari ini (10/6) bisa menjadi contoh bagi di setiap institusi, â ujar Mahfud MD.